Kabar Bukune

Mengenal Lebih Dekat Kancut Keblenger

Irvina

Kancut Keblenger. Nama yang satu ini memang terbilang nyeleneh. Tapi, kamu akan ber-“oh-oh” ria karena sebenarnya Kancut Keblenger merupakan sebuah komunitas yang sudah cukup terkenal di kalangan para blogger. Apa dan seperti apa para Kawancut—sebutan bagi anggota Kancut Keblenger—ini? Berikut adalah petikan tanya-jawab Bukuné bersama Irvina Lioni, pendiri Kancut Keblenger. (more…)

Continue Reading →

Kancut Keblenger; Pengalaman Cinta di Dunia Digital

Kancut-Keblenger

Mungkin kamu pernah mendengar kasus bullying, penipuan, bahkan kejahatan yang terjadi akibat dari “mewabahnya” penggunaan jejaring sosial. Ya, era teknologi—apa pun bentuknya—memang tidak hanya memberikan efek positif bagi penggunanya, tetapi juga efek negatif. Namun, semua itu kembali lagi kepada niatan individu tersebut memaknai perkembangan teknologi. Nah, daripada menggunakan internet untuk hal-hal negatif, lebih baik kita pakai untuk berkarya dan menyebarkan cinta. Benar, tidak? Eh, ini bukan modus, loh…. (more…)

Continue Reading →

Mudahnya Memotret dengan DSLR

Kamera-DSLR-itu-Mudah-V.2

Siapa pun bisa menjadi fotografer. Apalagi kini, berbagai kemudahan—mulai dari perkembangan digital fotografinya, perkembangan media sosial yang menyediakan tempat untuk memunculkan hasil foto, hingga harga kamera yang kian terjangkau—seolah menunjang tiap orang untuk bisa “jeprat-jepret”. (more…)

Continue Reading →

Bicara Proses Kreatif bersama Indah Hanaco

Indah

Sepuluh tahun berpacaran bukanlah waktu yang sebentar bagi Priska. Sayangnya, perjalanan sepuluh tahun itu tidak berjalan kemana-mana alias diam di tempat hingga akhirnya berakhir begitu saja. Namun siapa sangka, selepas hubungannya itu Priska malah bertemu dengan sesosok lelaki ganteng tapi menyebalkan bernama Leon. Sosok lelaki yang mampu mengubah hidup Priska dalam waktu yang singkat. (more…)

Continue Reading →

Kembalinya Mother Keder, Si Mami yang Ajaib

Mother-Keder

“Pelayan: Baik, pahanya yang apa ya, Bu?Mami: Uhm, paha apa, ya? Paha… ka… naaannn… iye… iye…paha kanan, deh, Dek. Ada?Pelayan: Hah? Oh, maksudnya paha atas atau paha bawah, Ibu.Mami: Ye, si Adek mah bego, ye. Mana ada sih paha di atas? Paha semuanya, ya, di bawah! Di atas mah namanya tangan, Dek! Nggak tau apa kalo ayam nggak punya tangan? Kalo saya mau paha atas, berarti saya bilangnya bukan PAHA! Tapi SAYAP!” (more…)

Continue Reading →

“Carano”: Sebuah Kisah Cinta, Luka, Harapan dari Minangkabau

carano-penjual-kenangan

Carano adalah benda sakral berbentuk dulang berkaki dari kuningan. Di dalamnya berisi daun sirih, kapur, gambir, pinang, dan tembakau. Carano menjadi simbol yang sarat makna untuk diberikan kepada calon marapulai [1] sebagai syarat meminang di Minangkabau. Namun, kini oleh sebagian orang minang, tidak lagi dianggap penting dalam prosesi lamaran. Telah terjadi pergeseran budaya seiring perubahan zaman, terutama bagi generasi yang lebih muda. (more…)

Continue Reading →

Bincang Santai bersama Kireina Enno

Enno

Siapa di antara kamu yang hobi menulis dan karyanya pernah diterbitkan? Hal inilah juga yang terjadi pada Kireina Enno, penulis Barcelona Te Amo (Bukuné). Sejak kecil, perempuan yang biasa disapa Enno ini sudah mulai menulis. Bahkan, saat SMA dan awal kuliah, beberapa cerpennya sudah berhasil diterbitkan di majalah remaja. (more…)

Continue Reading →