Blog

Talkshow Bene & Fico di Universitas Indonesia

bene-fico-ui-1

bene-fico-ui-1Bene dan Fico meluncurkan buku bareng di ajang Pesta Sastra UI 2014, Rabu, 22 Oktober 2014 lalu. Acara berlangsung di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya Kampus UI, Depok. Mereka adalah Fico Fachriza dan Bene Rajagukguk. Keduanya adalah para jawara ajang Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) 3. Fico meluncurkan buku berjudul Martabak Asam Manis, sementara Bene meluncurkan buku berjudul Ngeri-Ngeri Sedap.

 

bene-fico-ui

Peluncuran buku ini menjadi unik, karena sebelum acara diskusi dimulai, Fico dan Bene didapuk menjadi juri untuk dua orang comic yang tampil sebagai pembuka acara. Selama acara diskusi berlangsung, peserta acara tak henti-henti tertawa melihat tingkah lucu kedua penulis di atas panggung.

Fico mengaku, bukunya itu mengadaptasi filosofi martabak yang harus mengalami proses dan perjuangan panjang hingga akhirnya manis ketika dinikmati. “Martabak Asam Manis berisi cerita tentang perubahan Fico dari seorang anak yang dianggap bandel sampai menjadi juara SUCI 3,” terang lelaki berbadan subur ini.

Awalnya, buku itu ditulis di blog pribadinya. Ia mengakui, menulis buku berisi cerita lucu tidak semudah tampil dalam acara stand-up comedy. “Ini aja butuh waktu 8 bulan buat nyeleseinnya,” tandasnya, yang mengaku terinspirasi oleh penulis dan pemain film Raditya Dika.

Sementara itu, komedian jebolan SUCI 3 Bene Rajagukguk, mengaku buku Ngeri-Ngeri Sedap adalah semacam tempat dia menuang masalah-masalah hidupnya.

Ngeri-Ngeri Sedap itu diambil dari frasa bahasa yang identik dengan Batak, sekaligus mewakili isi buku ini,” ujarnya di depan lebih kurang 100-an peserta.

Masalah-masalah hidup itu, lanjut Bene, awalnya terlihat mengerikan, tapi ketika sudah dijalani, akhirnya sedap juga. Pemuda Batak lulusan Teknik Industri Universitas Gadjah Mada itu mengaku sempat kesulitan memasukkan hal-hal yang mengundang tawa dalam bahasa tulisan dalam buku setebal 206 halaman yang dia tulis. Kalau itu terjadi, dia biasanya mendiamkan tulisannya dulu sambil mencari inspirasi.

“Biasanya, inspirasi itu nemunya saat di kamar mandi,” pungkasnya, diikuti tawa hadirin.