Blog

Tim Nightmare Side Ardan

Dimas Tri Adityo
Dimas bisa dibilang seorang anak yang multitalent, dan suka banget sama kebudayaan Jepang/ Dimas yang mengambil Jurusan Sastra Jepang di UPI ini memang lancara kalau diajak ngomong bahasa Jepang, itu juga yang bikin Dimas menjadi vokalis band beraliran jepang di Bandung, Kisaban (Karaoke is a Bad Name), style-nya yang eksentrik bikin Dimas selalu beda. Selain menulis Nightmare Side dan berperan sebagai pengisi suara, Dimas juga sempat bikin single lagu tentang Bandung dengan judul “OH, Bandung!” yang masuk di CHART ARDAN INDIE 7, benar-benar multi-talent.

Kalau soal mistis, Dimas lebih menganut paham bule-Jepang, mitos dan sejarah menjadi latar belakangnya. Banyak cerita yang seru tentang kejadian seram yang berhubungan dengan masa lalu. Dimas juga sangat tertarik dengan kisah-kisah DARK AGE, Illuminati. Mungkin seperti DA VINCI CODE, ANGELS and DEMONS, Atlantis. Berbicara soal film, Dimas dan teman-teman Afterschool Homework-nya sering bikin film indie, dan sempat jadi nominasi di ajang festival film indie. Di antaranya GRACE, dan Cinta 5 Juta. Sehari-harinya, selain bersiaran di Radio ARDAN FM, Dimas melatih cabaret BOSMAT SMA 7 Bandung. Prestasi lain yang membanggakan adalah dia menjadi Director dari Konser Terakhir Grup Band Mocca di Jakarta.

Rasdan “Rasmus” Zaini
Awalnya, Rasmus hanya seorang anak biasa, tetapi sebuah kejadian bikin dia jadi terobsesi dengan dunia astral. Hingga tahun 2010 kemarin, Rasmus sengaja meminta untuk dibuka mata batinnya. Rasmus yang dulunya adalah seorang pitcher baseball dan ketua cheers ini, sempat enggak mau makan selama sebulan gara-gara mentalnya drop, akibat ketidaksiapan mentalnya. Namun, karena pengalaman inilah dia yakin untuk menjadi seorang penulis Nightmare Side. Berbeda dengan Dimas yang sisi mistisnya agak kebarat-baratan, Rasmus lebih memercayai hal yang bersifat tradisional, bahkan dia sengaja mendatangi Banten, Sancang Garut, Trunyan.