Blog

See You When I See You; Kumpulan Cerpen dalam Novel

falen depan

falen depanKalau denger cewek curhat soal cinta, itu biasa. Tapi kalau ada cowok yang mengungkapkan kisah cintanya dalam sebuah novel itu agak-agak nggak biasa. Yup, Falen Pratama salah satunya! Melalui See You When I See You, Falen mengungkapkan cerita cintanya. Seperti apa kisahnya? Ikuti obrolan Kune bersama Falen di bawah ini, ya!

falen

Kalau denger cewek curhat soal cinta, itu biasa. Tapi kalau ada cowok yang mengungkapkan kisah cintanya dalam sebuah novel itu agak-agak nggak biasa. Yup, Falen Pratama salah satunya! Melalui See You When I See You, Falen mengungkapkan cerita cintanya. Seperti apa kisahnya? Ikuti obrolan Kune bersama Falen di bawah ini, ya!

– Hai, Falen. Apa kabar?
Halo, para pembaca Bukuné, kabarku baik-baik saja dan bahagia. Semoga kalian senantiasa baik dan bahagia juga yaaa~

– Bagaimana nih perasaannya setelah tahu bahwa See You When I See You sudah terbit?
Tentunya bahagia banget dong, apalagi saat mengetahui antusiasme pembaca blog dan followers Twitter yang nggak sabar menanti See You When I See You terbit. Banyak yang bertanya kapan buku ini terbit baik via Twitter, Line, bahkan email, yang bikin aku sempat bingung mau membalas apa. Hahaha. Ini adalah buku pertamaku yang terbit setelah jam terbang menulis yang cukup panjang sejak kali pertama menulis, lalu akhirnya lahir juga. Nggak tahu harus berkata apa lagi deh saking bahagianya. :’D

– Ceritakan dong, isi dari buku tersebut?
See You When I See You bercerita tentang 10 pertemuan yang berisi tentang cinta, rindu, harapan, penantian, dan patah hati. Jadi nanti para pembaca akan merasakan berbagai macam rasa dengan tensi naik-turun di dalam buku ini. Siap-siap baper aja ya~ :p

– Kenapa kamu memilih untuk menulis cerpen ketimbang novel?
Sebenarnya, sejak kali pertama nulis itu rencananya aku ingin menerbitkan novel. Tapi aku masih merasa nyaman dengan cerita pendek di blog dan banyak respons positif berupa tagihan aku untuk menuliskan buku berisi cerpen. Akhirnya, aku mendapat ajakan dari Bukuné untuk menulis buku kumpulan cerita, yang akhirnya melahirkan See You When I See You. 🙂

– Kenapa sih kamu memilih tema pertemuan?
Karena aku percaya setiap pertemuan adalah takdir yang menjadi awal cerita dan cikal bakal lahirnya cinta serta kisah yang tercipta di dalamnya.

– Buku ini kan berisi kumpulan cerpen, nah cerpen mana sih yang menjadi andalannya?
Cerpen andalanku itu ‘Dua Analogi’, ‘Herz Im Herbst’, dan ‘Hello, Valkyrie’. Ketiga cerita itu yang paling membuatku berkontemplasi sangat dalam untuk tiap ceritanya. x)

– Apa pengalaman paling berkesan saat kamu menulis buku ini?
Pengalaman paling berkesannya adalah ketika aku kenalan dengan editor dan langsung membahas buku ini, lalu menulis mulai hari itu juga. Kemudian aku begadang selama dua bulan di kafe dan McD dekat kampus. Sampai-sampai barista dan Mas-Mbak Mekdinya akrab dan ngobrol sama aku saat suasana sepi menuju dini hari. Hahaha. :))))

– Ceritakan dong proses kreatif di balik pembuatan buku ini?
Prosesnya cukup singkat, dua bulan. Dengan proses singkat itu aku jadi mendapat tantangan dan pengalaman baru yang sangat berharga untuk tulisanku. Riset yang cukup bikin pusing. Untungnya ada beberapa teman yang bersedia direpotkan dan memberi masukan yang sangat penting untuk menulis.

– Apa kendala yang kamu hadapi saat menulis buku ini dan bagaimana cara kamu mengatasinya?
Kendalanya lebih ke energi. Karena ketika aku menulis See You When I See You dari awal sampai selesai, itu dibarengi dengan pekerjaan menulis artikel dan kuliah. Aku sempat ngerasa capek banget karena energiku terkuras ditambah kurang tidur dan nggak ada yang ngingetin makan. #iyainicurhat

– Apa harapan kamu dengan hadirnya buku ini?
Harapanku dengan hadirnya buku ini adalah supaya setiap orang yang membacanya menghargai setiap pertemuan dan menganggap setiap pertemuan itu sakral. Karena kita nggak pernah tahu kapan pertemuan itu tercipta dan kapan perpisahan terjadi.