Blog

Rettania: Serunya Punya Mama Penulis Cerita Horor

rettania

rettaniaSiapa pun bisa jadi penulis, terutama jika ada keinginan yang kuat dalam dirinya. Tapi, tidak sembarang orang bisa menulis cerita horor. Jangankan menuliskannya dalam bentuk cerita, mengalaminya saja sudah membuat ngeri.

ilust-apartemen-berhantu

Siapa pun bisa jadi penulis, terutama jika ada keinginan yang kuat dalam dirinya. Tapi, tidak sembarang orang bisa menulis cerita horor. Jangankan menuliskannya dalam bentuk cerita, mengalaminya saja sudah membuat ngeri.

Sayangnya, hal itu tidak berlaku bagi Rettania, penulis Apartemen Berhantu. Bagi Tania—sapaan akrabnya—cerita horor sudah menjadi bagian hidupnya sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar.

“Dulu, Papaku kadang ngajak nonton film Alm. Suzanna. Aku juga baca dan nonton Goosebumps, koleksi komik Serial Misteri—terutama karangan Chie Watari,” kata cewek yang juga berprofesi sebagai Public Relation ini saat diwawancarai Kune via surel. “Aku juga suka banget nonton film horor, terutama Asia,” tambahnya.

Pengalaman mistis
Meski suka dengan hal-hal yang berbau horor, Tania mengaku bahwa dirinya tidak bisa melihat penampakan mahluk-mahluk gaib itu. Ia hanya bisa merasakan keberadaan mereka. Bahkan, pernah suatu kali Tania mengalami kejadian aneh yang cukup membuatnya takut.

“Jadi, waktu SMP aku tinggal di sebuah rumah yang letaknya di bagian belakang kompleks. Kiri-kanan adalah rumah kosong. Seberangnya ada rel kereta, lalu sawah. Di halaman depan ada pohon besar. Dulu aku punya kebiasaan tidur dengan radio menyala. Nah, suatu malam ketika sudah setengah tidur, aku dengar ada yang panggil-panggil namaku, ‘Nia, Nia…’. Waktu itu kupikir, ah, Mama ngapain sih, malam-malam. Tapi lalu aku tersadar—Mama memanggilku ‘Ai’. Adik dan asisten rumah tangga saat itu memanggilku ‘Mbak Nia’, bukan cuma nama saja,” kata cewek yang juga suka membaca Serial Cantik ini.

Tania pun mencoba bersikap cuek dengan kejadian itu. Namun, lama-kelamaan suara tersebut semakin jelas terdengar di telinganya. Akhirnya, ia pun kabur ke kamar sang Mama.

Selain itu, Tania pun mengaku sering kali mengalami sleep paralysis atau tindihan. Hal itu sudah berlangsung sejak ia kecil dan ketika sedang mengalami tindihan, sudah bisa dipastikan Tania melihat yang seram-seram.

Tania dan sang Mama
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Pribahasa itu sangat cocok untuk menggambarkan hubungan Tania dan sang Mama. Meski beda usia, namun kedua perempuan ini memiliki profesi yang sama: penulis cerita horor.

“Pastinya seru ya,” kata Tania saat ditanya perasaannya memiliki Ibu yang juga seorang penulis horor. “Kita bisa diskusi bareng, atau pergi nongkrong di cafe untuk nulis bareng. Aku dan Mama biasanya juga saling membaca karya masing-masing sebelum dikirim ke penerbit untuk bertukar saran,” katanya menambahkan.

Tidak hanya itu, sang Mama yang memang bisa melihat kehadiran mahluk halus, ternyata sering bercerita tentang pengalaman mistisnya kepada Tania.

“Sejak SMP, aku sering pindah rumah. Nah, biasanya setelah pindah dari satu rumah, baru deh Mama bilang, kalau di rumah lama kita itu dulu ada penunggunya. Biasanya dia ada di sekitar ruangan sini atau situ. Cuma belakangan ini, karena mungkin aku sudah besar, Mama cerita aja kalau habis ‘melihat’ sesuatu. Jadi parno-nya bareng-bareng,” katanya.

Lantas, apakah faktor Mama juga yang membuat Tania menulis cerita horor? “Justru karena Mama sudah menulis horor di penerbit yang sama, tadinya aku nggak ingin untuk nulis di genre yang sama. Tapi aku sangat tertarik sama konsep Seri Takut, dan ternyata setelah mulai menulis, jadi keasyikan,” katanya menutup wawancara ini.


Apartemen-BerhantuApartemen Berhantu mengisahkan tentang pengalaman Luna di apartemen barunya. Entah mengapa, Luna tidak sukan dengan unit apartemen tempat tinggalnya itu. Selain jauh dari sekolah, sempit, dan sepi, Luna juga merasa ada sesuatu yang menakutkan di sana.