Blog

Kisah Neng Asih Penunggu Jembatan Cincin

kuburan

kuburan“Seorang perempuan berjongkok tepat di depanku, menghalangi kedua kakiku untuk melanjutkan ritme langkahnya. Perempuan itu menelungkupkan mukanya di atas lutut yang dilingkari oleh tangan. Rambutnya yang panjang hampir menutupi punggungnya yang terbalut daster berwarna putih kecokelatan karena kotor.”

 

Tanpa diduga, perempuan itu menangis sesegukan, semakin lama semakin kencang. Tatapan matanya merah, emosinya terlihat memuncak. Dengan suara parau, lalu ia berkata, “Manaaaa Kang Darmaaannnn… Manaaaa Kang Darmaaannnn….”

Tangan perempuan itu tak henti mengoyak rok panjangku, sambil menanyakan orang yang sama sekali tidak ku kenal. Dia terus bertanya, kali ini lebih brutal, dia menarik tanganku. Aku pun tidak tinggal diam. Aku berusaha melepaskan cengkramannya. Namun, tangannya lebih kuat, dan dia terus menarik tanganku.

Akhirnya, perempuan itu pun melepaskan tangannya. Namun, yang lebih mengejutkan, aku melihat kaki perempuan itu tidak menyentuh tanah. Setelah itu, ia berlari menjauhiku, dan… dia menjatuhkan diri ke bawah jembatan.

nightmare-side-3Aku melihat badannya, jatuh dan menghilang sebelum menyentuh dasar. Badanku lemas, mataku berkunang-kunang, dan semuanya hitam. Mukjizat Tuhan, aku ditemukan pingsan oleh seorang ibu yang melintas di jembatan itu malam harinya.

Setelah kejadian itu, aku coba untuk mencari informasi tentang cerita-cerita seram di jembatan itu hingga terseliplah satu cerita tentang Neng Asih. Kabarnya ia mati bunuh diri di jembatan itu puluhan tahun yang lalu karena ditinggal oleh Kang Darman.

Kisah di atas adalah salah satu kejadian horor yang terdapat dalam buku Nightmare Side 3 terbitan Bukunè. Buku yang ditulis oleh Tim Nightmare Side Ardan ini berisi 22 kisah yang dikirimkan oleh pendengar Radio Ardan. Sebelumnya, Tim Nightmare Side Ardan juga sudah merilis dua buku serupa berjudul Nightmare Side dan Nightmare Side #2. Namun, di buku ketiga ini kamu akan menemukan kisah-kisah yang lebih menyeramkan dari sebelumnya. Kamu akan diajak ke tempat-tempat ternama di seputaran Bandung yang—konon—“berpenghuni”. Penasaran? Segera baca bukunya dan jangan abaikan tulisan “Jangan Pernah Membaca Buku Ini Sendirian!”