Blog

Bermain dengan Waktu bersama Agung Satriawan

agung-satriawan

agung-satriawanKetika banyak orang berharap bisa kembali ke masa lalu, tanpa diminta Kafi malah dengan sendirinya “terlempar” ke masa lalu. Yup, tanpa Kafi sadari, ia telah tersesat ke sebuah masa dimana uang lima ratus rupiah masih dihiasi gambar orang utan. Bahkan, semua yang ia miliki saat itu—uang sampai gadget—tidak laku dan tidak bisa digunakan.

 

Past--CuriousSebenarnya apa yang terjadi dengan Kafi? Pertanyaan ini hanya Agung Satriawan yang tahu. Penulis buku Past & Curious terbitan Bukuné ini mengajak kamu untuk mengikuti petualangan Kafi di masa lalu hingga akhirnya ia bisa kembali ke masa kini.

Lantas, apa sih yang membuat Agung tertarik untuk menulis cerita tentang “waktu”? Nah, berikut ini adalah obrolan singkat Kune via e-mail bersama Agung. Check it out, yaa!

Hai, Agung. Apa kabar? Bagaimana perasaan kamu saat melihat Past & Curious sudah ada di toko buku?

Hai, Kune. Kabar baik. Semoga baik juga ya. Waktu melihat Past & Curious di toko buku itu rasanya seperti melihat sebuah barang yang ingin sekali saya beli. Hampir-hampir saya beli. Kalau nggak dapat jatah dari penerbit, pasti saya beli.

Bisa ceritakan sedikit nggak tentang buku ini?

Bisa. Sedikit saja ya. Buku ini punya filosofi: sekarang adalah masa lalu dari masa depan kita. Maka dari itu, mari ubah masa lalu kita menjadi lebih baik.

Apa sih yang melatarbelakangi kamu nulis buku ini?

Yang melatarbelakangi saya menulis buku ini adalah kesukaan saya terhadap fiksi-ilmiah. Ditambah lagi banyak orang, termasuk saya, kadang punya keinginan untuk kembali ke masa lalu. Tapi saya sadar itu tak perlu, karena…. Lihat jawaban nomor 2. Tentang filosofi itu. Hehehe.

Seandainya bisa memutar waktu, apa yang akan kamu lakukan dengan hidupmu?

Kalaupun, seandainya, saya bisa memutar waktu, saya akan menulis lebih cepat dan lebih banyak buku. Supaya saya lebih cepat juga diwawancara seperti ini. ☺

Ceritakan sedikit dong tentang proses kreatif di balik penulisan buku ini?

Proses kreatif di balik penulisan buku ini sungguh berliku. Terutama ketika revisi ending. Tadinya saya mau membuatnya tamat-bersambung, mirip novel Harry Potter. Setelah Elly (editor saya) meminta tamat saja, maka saya harus berubah. Ternyata saya kesulitan menemukan ending yang memuaskan. Dengan otak-atik otak, merenung, dan memohon kepada Yang Maha Memberi Inspirasi, maka, meski ada sedikit kekurangan, yang akan saya perbaiki di cetakan berikutnya, saya berhasil menemukan ending yang cocok.

Bukumu ini kan bergenre komedi, siapa sih penulis komedi yang menginspirasi kamu untuk menulis komedi?

Beberapa orang yang menginspirasi saya dalam menulis komedi adalah Arham Kendari, Boim Lebon, Raditya Dika, dan yang jauh lebih lama dari mereka semua adalah teman kakak saya, Faris. Dia bukan penulis buku. Dia penulis surat cinta yang ditujukan kepada kakak saya. ‘Aneh’nya, itu membuat saya jadi suka menulis, terutama komedi.

Menurutmu, bagaimana agar tulisan/sebuah karya bisa terasa lucu?

Agar tulisan bisa terasa lucu, kita harus yakin bahwa muka kita lucu. Hahay. Agar tulisan bisa terasa lucu, kita harus yakin bahwa apa yang kita tulis juga lucu ketika dalam bentuk lisan. Bisa terbukti karena pengalaman, atau karena kita bayangkan.

Dari mana kamu mendapatkan ide-ide menulis cerita komedi?

Ide-ide dalam menulis komedi saya dapatkan dari persentuhan kelima indera saya dengan alam, alias pengalaman. Saya suka membaca, menonton, maupun mendengar karya-karya lucu, dan yang bagi saya mengalahkan itu semua, adalah bergaul dengan orang-orang lucu, orang-orang jayus, bahkan orang-orang yang nggak lucu sama-sekali, sampai orang galak. Percampuran interaksi sosial seperti itulah yang membuat saya mendapatkan ide.

Boleh dong bagi-bagi tip seputar menulis cerita komedi kepada teman-teman yang ingin mengikuti jejakmu sebagai penulis?

Tips untuk teman-teman yang mau jadi penulis, syarat paling penting adalah beli dan baca buku saya. Kalau kamu hanya bisa memilih satu, pilih lah yang beli saja. Hahay. Tips yang klasik tentu saja kamu harus mau baca. Banyak bacaan bagus seperti Past & Curious, Past & Curious, dan Past & Curious. Kamu bisa ambil pelajaran dari bacaan kamu. Tips ekstrimnya adalah cobalah untuk menulis tanpa perbandingan. Bukan lagi out-of-the-box, tapi with-out-the-box. Pokoknya menulis. Selain itu, kamu juga harus bisa memaksa diri untuk menulis tanpa mood. Kamu harus mencoba menulis pada saat-saat yang kamu pikir saat yang buruk untuk menulis. Asal jangan merugikan, seperti menulis saat naik motor ya. Tulisan kamu sendirilah yang bisa membangkitkan mood dan menyenangkan kamu. Kalau kamu sudah bisa ‘menjinakkan’ keengganan menulis kamu, niscaya kamu akan menulis dengan asyik. Selamat mencoba ya.