Blog

Malam Mencekam di TPU Jeruk Purut

jds-bareng1

jds-bareng1Puluhan orang dari berbagai kalangan beramai-ramai mendatangi TPU Jeruk Purut. Suasana mistis pun menguar dari tempat yang terkenal cukup angker ini. Sudah bukan rahasia jika banyak orang mendengar cerita menyeramkan dari tempat ini. Dan, puluhan orang ini mencoba menguji nyalinya dengan mendatangi tempat tersebut di malam hari.

 

jds-bareng-4

“(Acara ini) dalam rangka launching buku Jangan Dengerin Sendiri/JDS (yang ditulis) Tim JDS dan Naomi Angelia,” kata Edo, Editor Bukune kepada Kune via surel. “(Kami) mengajak seluruh peserta dan kru media yang datang (ke acara launching) untuk ikut merasakan petualangan ekspedisi malam hari di salah satu episode kuburan Jeruk Purut – Jakarta Selatan,” tambahnya.

Ya, setelah buku JDS resmi di-launch, para peserta beserta kru pun segera menaiki bus. Di dalam bus, mereka disuguhi dengan siaran JDS yang juga terdapat dalam bukunya. Suasana horor bahkan sudah terasa sebelum mereka sampai di TPU Jeruk Purut.

Lokasi jeruk purut sendiri dibagi menjadi tiga titik. Sesampainya disana, mereka disambut oleh kuncen renta yang berperan sebagai guide.

jds-bareng-3“Kita dibawa ke titik terseram di kuburan. Malam itu benar-benar mencekam karena minimnya penerangan di dalam lokasi kuburan. Terdengar sahutan dan lolongan anjing. Kita merasakan sendiri bagaimana suasana ekspedisi tim JDS siaran setiap malam jumat. Malam-malam pukul 12 kita benar-benar menyusuri lokasi yang dianggap angker ini,” kata Edo menceritakan proses acara tersebut.

Saat acara berlangsung, beragam cerita seram pun mengalir dari mulut para peserta. Salah satu yang merasakan dan mengalaminya dalah Funy. Menurutnya, saat itu ia sedang duduk bertiga dengan Ayumi Chintiami—penulis My Creepy Diary—dan Bayu—editor EnterMedia di sebuah batu berbentuk balok panjang.

“Tiba-tiba aku melihat tas Ayumi ditepok kenceng dari atas. Aku langsung loncat karena kaget. Waktu berdiri, kaki kananku langsung terasa sakit seperti bekas ditonjok. Kata Naomi sih, kakiku ditendang oleh salah satu dari “mereka” yang nggak sengaja aku injek,” kata Funy.

Selain itu, Funy juga sempat melihat “sesuatu” yang bergelantungan saat berada di Pohon Benda dan cahaya melata yang katanya adalah mustika.

Tidak hanya Funy, Edo pun merasakan hal yang sama. Edo termasuk salah seorang yang mengikuti tantangan sang kuncen untuk uji nyali di sebuah kuburan.

jds-bareng-2“Saya mengajukan diri untuk ikut dan merasakan sendiri suasananya. Selain bulu kuduk meremang, dua kali terhitung seperti ada yang melempar batu ke arah saya,” kata Edo. “Selain itu, di pohon besar itu saya melihat daun bergerak tak wajar diikuti dengan sekelabat bayangan melintas di antara dahan pohon,” tambahnya.

Naomi sebagai narasumber juga membantu peserta mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang aktivitas dan interaksi astral. Masih menurut Edo, di beberapa titik Naomi terlihat ketakutan dan keringat dingin. Bahkan, di titik kedua Naomi menyatakan menyerah dan mengajak semua rombongan untuk mengakhiri ekspedisi karena ‘mereka’ mulai menunjukkan gangguan.

“Naomi merasa ditabrak dan dia seperti kehabisan udara untuk bernapas. Kuncen pun mengakui kedatangan Naomi sebagai magnet berbagai interaksi astral. Sehingga tak heran, malam itu jauh lebih mencekam dari biasanya,” kata Edo mengisahkan pengalaman malam itu.

Acara pun berakhir. Meski cukup membuat takut, acara ini diselenggarakan bukan untuk menantang keberadaan mahluk halus. Melainkan hanya sekadar memberitahukan kepada pembaca dan pendengar, bahwa selain bisa menikmati bukunya, mereka juga bisa merasakan sendiri suasana seram di lokasi dan mendengarkan kisahnya melalui CD.


jangan-dengerin-sendirianJangan Dengerin Sendiri karya Naomi Angelia Sea & Tim JDS berisi kumpulan kisah seram dari tempat-tempat yang sudah dijelajahi oleh Naomi dan tim Radio OZ Jakarta. Mulai dari gedung-gedung tua yang angker, sudut-sudut gelap yang lama dilupakan, danau sepi di pinggiran kota, hingga tanah pekuburan.

beli