Blog

Kisah Seru di Balik Pembuatan Buku Perdana Dimas Tayo

dimas-tayo2

dimas-tayo2Untuk bisa menjadi penulis dan menghasilkan sebuah karya yang disukai banyak orang memang tidaklah mudah. Namun, bukan berarti tidak bisa, lho. Ada saja jalan yang bisa bikin kamu secara tiba-tiba diminta untuk membuat buku. Hal inilah yang terjadi pada Dimas Tayo.

 

dimas-tayo

Keisengan Dimas dalam menulis di blog ternyata membawanya kepada sebuah babak baru kehidupan menulisnya, yaitu menjadi penulis buku. Lantas, seperti apa ya kira-kira proses kreatifnya? Dan, bagaimana cerita di balik penulisan buku perdana Dimas ini? Yuk, ikuti wawancara Kune bersama Dimas Tayo yang dilakukan via surel.

Hai Dimas apa kabar?
Hallo. Kabar baik nih. Hehe.

Bagaimana nih perasaanmu saat mengetahui karyamu akan segera terbit?
Seneng dan lega banget. Nunggu terbitnya buku ini lumayan lama. Jadi saat tau buku ini segera terbit, rasanya mungkin sama seperti perasaan Atun di film Si Doel, yang berhasil melepaskan diri setelah seharian kejepit tanjidor. Sungguh.

Bagaimana ceritanya sih sampai kamu bisa menulis buku di Bukune?
Sebenernya dari awal gue gak pernah kepikiran buat nulis buku. Gue cuma iseng-iseng nulis di blog. Eh ternyata diem-diem ada salah satu orang Bukune yang sering baca blog gue. Namanya Om Em. Gue kenal dengan beliau di Twitter. Gak tau kenapa, setelah kenal di Twitter, dia jadi penasaran banget sama gue. Bagaikan agen Pentagon yang mengintai pasukan taliban, Om Em rajin nyari-nyari info tentang gue. Semua akun sosmed gue dicari. Mulai dari Instagram, Facebook, Friendster, mig33, dll. Lalu sampailah dia di blog gue.

Nah dari situ semuanya berawal. Om Em kebetulan punya temen seorang editor bukune yang lagi nyari penulis komedi. Namanya Elly. Om Em rekomendasiin gue ke Elly. Setelah baca-baca blog gue, ternyata Elly cocok dengan tulisan gue. Beberapa hari kemudian, Elly nelpon gue.

“Hallo, ini dimas ya?” “Ya, betul. Ini siapa ya?” “Jadi gini, gue Elly. Gue mau nawarin sesuatu buat elu”. Sampai di sini, gue mau langsung tutup telpon. Karna gue kira Elly sales asuransi atau semacamnya. Singkat cerita, gue dan Elly kemudian sepakat untuk bekerjasama. Dia nawarin gue sebuah konsep yang cukup unik. Dan mungkin belum oernah diangkat penulis-penulis lainnya. Konsepnya tentang mitos-mitos yang diuraikan dengan bahasa komedi.

Judulnya apa ya?
Masalah judul gue masih belum bisa memastikan. Terkahir gue ngobrol sama Elly, dia cuma minta saran ke gue bagusnya buku ini dikasih judul apa.

Isi bukunya tentang apa sih?
Seperti yang gue bilang sebelumnya. Buku ini bercerita tentang uraian mitos-mitos yang dikemas dengan unsur komedi. Bener-bener full komedi. Mitos-mitos yang kayak “mirip pertanda jodoh” atau “benci bisa jadi cinta” semua gue uraikan dengan unsur komedi. Selain itu, gue juga menambahkan beberapa pengalaman pribadi gue yang berkaitan dengan mitos yang gue bahas.

Kendala apa yang kamu hadapi saat membuat buku ini?
Kendalanya banyak. Bahkan di awal-awal gue sempat gak tau harus nulis apa. Menulis tentang mitos itu sulit. Contoh mitos tentang “makan di depan pintu bisa jauh dari jodoh”. Apa yang harus gue tulis tentang mitos itu? Kalaupun cuma gue isi dengan pengalaman pribadi gue, mungkin tulisannya cuma jadi satu atau dua lembar. Napasnya terlalu sedikit.

Lalu apa yg kamu lakukan untuk menyelesaikan kendala tersebut?
Saat bingung harus menulis apa, gue biasanya keluar rumah. Main, pacaran, nongkrong, apapun itu. Yang penting gue harus rileks sebelum menulis. Dengan begitu, ide akan datang dengan sendirinya.

Jika buku ini sudah terbit selanjutnya apa yang akan kamu lakukan?
Bikin buku kedua dong. Itupun kalo dikasih kesempatan nulis buku lagi. Gue akan tetap menulis. Karena gue yakin, dengan terus berkarya, suatu saat gue akan meraih penghargaan nobel dan disegani warga sekitar.

Apa sih harapanmu dengan hadirnya buku ini?
Mudah-mudahan semua yang baca buku ini bisa mengambil pelajaran dari setiap pengalaman pribadi gue. Karena seperti kata pepatah, guru terbaik adalah pengalaman. Gue juga berharap, semoga buku ini mampu mencerahkan pandangan masyarakat umum mengenai mitos yang selama ini masih abu-abu.

Bagaimana, seru kan wawancaranya? So, tunggu saja ya kehadiran buku Dimas.