Sejauh apa pun kaki Kara melangkah, ia hanya bersembunyi dari kenyataan dan kekosongan yang telah bernaung bertahun-tahun dalam salah satu sudut hatinya. Kekosongan yang seharusnya diisi oleh cinta kasih kedua orangtua—khususnya sang Ibu—tidak pernah Kara rasakan sejak ia lahir.
“Ibu yang pergi, Kara yang mencari.” Begitulah kalimat yang kerap mengisi pikiran Kara selama ini. Ya, sosok yang seharusnya menjadi pelindung bagi Kara itu sangatlah misterius. Hingga suatu hari, pada saat Kara hendak melangkahkan kakinya ke Negeri Kincir Angin, satu per satu rahasia mengenai sang Ibu mulai terkuak.
Sayangnya, Kara belum siap menerima semua itu. Juga belum bisa menerima kenyataan bahwa dirinya tertarik dengan Rein—laki-laki bermata pirus yang meninggalkan sketsa gambarnya di sebuah kedai Bagels & Beans, Belanda.
Kehadiran Rein dalam hidup Kara memang cukup mengubah keadaan. Dengan senang hati, Rein mengajak Kara menjelajah sudut-sudut Leiden, Den Haag, Rotterdam, dan Amsterdam.
Bersama Rein, banyak cerita yang Kara lewati. Meriahnya Hari Kincir Angin — molendag — di Friesland dan pesta Leiden Ontzet. Uniknya deretan kincir angin di Kinderdijk dan kubuswoning. Romantisnya malam Valentine. Serunya tahun baru di alun-alun Beestenmarkt dan menariknya nieuwjaarsduik—tradisi tahun baru—di Pantai Scheveningen. Apiknya Koninginnedag—hari Ratu—di Amsterdam hingga indahnya hamparan tulip di kawasan Bollenstreek.
Kara tak lagi bisa berbohong kalau ia memang jatuh cinta. Namun, perasaan itu sering kali terhempas ketika Rein kerap menghilang. Rein pun tak pernah memberikan alasan untuk semua tindakannya. Membuat Kara semakin menyembunyikan perasaannya karena ia tak mau lagi ditinggalkan. Kara takut ini akan sama halnya seperti ketika ia ditinggalkan sang Ibu. Merasa sendiri—terlebih, kini, hujan di kota yang tempati ini seperti tak pernah membiarkan matahari memberikan hangat.
Di antara rintik hujan, Kara mempertanyakan masa lalu, harapan, masa depan, dan cintanya. Akankah semua akan baik-baik saja dan menemukan akhir yang bahagia?
*****
Holland: One Fine Day in Leiden, merupakan novel perdana karya Feba Sukmana yang begitu menyentuh perasaan untuk kamu baca. Seri terbaru dari “Setiap Tempat Punya Cerita” terbitan Bukuné ini mengajakmu menjelajah Belanda dengan beragam cerita tentang kesendirian, persahabatan, pencarian, dan cinta. Dengan tutur kata yang ringan, penuh akan sejarah dan budaya, serta konflik pribadi yang cukup getir, Feba menuliskan kisah ini dengan sangat detail, mengena, dan mendalam. Di antara dingin dan eksotisnya Negeri Kincir Angin, hangatkan dirimu dengan cerita cinta dari Holland.