Kumpul Penulis & Pembaca 2013 GagasMedia – Bukune – PandaMedia

Breakfast with Author: Karakter-karakter yang Memorable
Featuring Whilecoustic
Terbatas untuk 40 orang
Biaya paket makan Rp. 50.000,-

Host: Theoresia Rumthe

Penulis:
Al-Dhimas – Arini Putri – Kireina Enno – Helga Rif – Nina Ardianti –
Prisca Primasari – Windry Ramadhina – Robin Wijaya – Sanie B Kuncoro – Yoana Dianika

Karakter merupakan salah satu unsur penting dalam membangun sebuah cerita. Tokoh-tokoh yang memiliki karakter kuat akan membuat cerita lebih hidup. Membuat pembaca makin ingin mengenal si tokoh lebih dalam, ikut masuk ke dalam konflik yang dihadapinya. Karena itulah, menciptakan karakter dalam sebuah cerita perlu teknik dan keterampilan sendiri. Di sesi ini, penulis-penulis akan berbagi tentang pengalamannya menciptakan karakter yang membuat pembacanya penasaran, berempati dengannya, dan tidak mudah dilupakan.

GagasMedia New Project Workshop: BOSS & Relationship Romance
Terbatas untuk 50 orang

Pemateri: Christian Simamora (Kepala Desk Fiksi GagasMedia)
Tim editor fiksi GagasMedia akan menyosialisasikan tentang proyek baru desk fiksi GagasMedia untuk tahun 2014 yaitu BOSS & Relationship Romance. Kamu yang tertarik untuk menulis novel untuk genre tersebut dapat bertanya langsung ke editor mengenai konsep dari terbitan ini. Kalau kamu sudah memiliki naskah di genre tersebut, bisa langsung mengajukan ke editor pada workshop ini.

Book Battle 1: Non Fiksi Komedi VS  Novel Komedi

Host: Aprishi Alitta

Penulis:
Adhitya Mulya (penulis Jomblo)
Alitt Susanto (penulis Skripshit)
Ferdiriva Hamzah (penulis Cado-cado)
Ryandi Rachman (penulis Satu Pertiga)
Stephany Josephine (penulis The Freaky Teppy)

Beberapa tahun ini tulisan komedi mewarnai dunia penerbitan Indonesia. Banyak penulis lahir dan sukses dari genre ini. Ide-ide menjadi lebih ringan namun tetap tersampaikan dalam tulisan komedi. Beberapa penulis komedi memilih menyajikannya dalam bentuk non-fiksi (seperti personal literatur) dan beberapa lagi dalam bentuk novel. Tentu saja, dua bentuk penulisan komedi ini mempunyai aturan dan cara penyajian sendiri. Dalam sesi ini, para penulis genre non-fiksi komedi dan novel komedi tidak hanya akan menceritakan proses penulisannya, namun juga akan berbagi tentang pengalaman mereka menemukan teknik dan gaya menulis komedi.

Book Battle 2: Setting Lokal VS Setting Luar Negeri

Host: Bernard Batubara

Penulis:
Alvi Syahrin (penulis Swiss)
Sandy Firly (penulis Lampau)
Sefryana Khairil (penulis Tokyo)
Widyawati Oktavia (penulis Penjual Kenangan)

Dalam sebuah cerita, setting tidak hanya menjadi lokasi cerita di mana tokoh berkisah. Melalui deskripsi yang baik, setting bisa menciptakan suasana yang hendak dibangun oleh pencerita. Novel-novel yang mengandalkan setting sebagai kekuatan cerita harus benar-benar bisa menghidupkan setting yang dipilihnya entah dalam deskripsi ataupun dialog. Oleh sebab itu, baik novel dengan setting lokal atau setting luar negeri harus melalui riset yang cukup serta teknik menulis yang handal. Dalam sesi ini, para penulis akan berbagi tentang proses penulisan untuk novel dengan setting lokal  dan setting luar negeri. Mereka akan menceritakan tentang pilihan setting dalam novel mereka, strategi riset, tantangan, dan cara mereka meleburkan setting dengan unsur-unsur cerita lainnya.

MOM’s Gathering: “Bahagianya Menjadi Ibu”

•    Bincang bersama penulis Everlasting Love dan admin Homemade Healthy Baby Food
•    Peluncuran Buku Everlasting Love.

Moderator: Miund (penyiar Motion Radio)

Pembicara:
–    Amanda Pingkan Wulandari
–    Melina Adi
–    Meira Anastasia
–    Smita Diastri
–    Nia Nurdiansyah

Book Reviewer Gathering: Menulis Kritik dengan Asik

Host: Lia Achmadi

Pembuka Diskusi:
Okta Wiguna (Jakarta)
Dwi Dini Nuraini (Bogor)
Ila Rizky Nidiana (Tegal)
Muhammad Rasyid Ridho (Malang)

Sebagai sebuah karya, buku membutuhkan umpan balik dari pembacanya. Untuk itulah, kritik-kritik yang disampaikan melalui resensi akan sangat membantu penulis untuk melihat sejauh mana karyanya di mata pembaca. Bagi penulis, resensi bukan hanya bentuk apresiasi, melainkan juga masukan-masukan yang bisa menjadi bahan untuk penulisan buku berikutnya.
Belakangan, menulis resensi bisa dilakukan oleh siapa saja. Kehadiran internet memudahkan setiap orang untuk menyebarkan pendapatnya tentang sebuah buku. Entah melalui blog, twitter, atau pun facebook. Resensi buku, kini tidak lagi ekslusif kehadirannya di media-media cetak seperti dulu. Bentuk penulisan resensi pun menjadi semakin beragam. Peresensi buku semakin banyak.
Di antara banyaknya peresensi buku, beberapa orang mengkhususkan blognya menjadi tempat untuk mengapresiasi setiap buku yang dibacanya. Pilihan mereka ini tentu saja memiliki alasan yang beragam. Teknik dan gaya mereka dalam menulis resensi juga unik satu sama lain. Beberapa peresensi melakukan kritik dalam tulisannya dengan halus, dan beberapa peresensi melakukan kritik dengan sedikit kejam. Bagaimanapun, peresensi buku adalah bagian yang penting dan patut dikembangkan dalam industri perbukuan di Indonesia.
Dalam Book Reviewer Gathering, para peresensi buku yang juga belakangan disebut blogger buku akan berbagai kisah tentang resensi-resensi buku yang ditulisnya dan bagaimana resensinya menghasilkan efek yang tak terduga baik bagi dirinya, penulis, penerbit, atau pihak lain.

Bukune New Project Workshop: Fairy Tale Romance & Women’s Secret
Terbatas untuk 50 orang

Pemateri: Widyawati Oktavia (Kepala Desk Fiksi Bukune)

Tim editor fiksi Bukune akan menyosialisasikan tentang proyek baru desk fiksi Bukune untuk tahun 2014 yaitu Fairy Tale Romance & Women’s Secret. Kamu yang tertarik untuk menulis novel untuk genre tersebut dapat bertanya langsung ke editor mengenai konsep dari terbitan ini. Kalau kamu sudah memiliki naskah di genre tersebut, bisa langsung mengajukan ke editor pada workshop ini.

Book Talk: Ziara Diri dalam Perjalanan (Peluncuran Buku the Journeys 3)

Moderator: Theoresia Rumthe

Penulis the Journeys 3:
Husni Mubarak Zainal – Dina @duaransel – Alitt Susanto – Ariev Rahman – Lucia Nancy – Alfred Pasifico Ginting – Valiant Budi – Alexander Thian – Farid Gaban – Hanny Kusumawati – Ve Handojo – JFlow – Windy Ariestanty

Batas akan tetap menjadi batas, saat tak ada yang benar-benar berani menyeberanginya. Seperti halnya kita menamai utara sebagai utara, karena tak ada yang pernah bertanya kenapa. Jarak akan tetap menjadi jarak, saat tak ada yang memulai langkah untuk menyudahinya. Kita hanya menduga-duga, sebelah langit mana yang berwarna lebih merah.
Dan, perjalanan hanya akan menjadi perjalanan, saat tak ada yang sudi menceritakan kisah yang menyertanya. Maka, temuilah, lewati batas, tuntaskan jarak. Ceritakan—setidaknya kepada diri sendiri, tentang jawaban yang kita temui.  
Inilah kisah perjalanan yang akan membuat kita kembali kepada sesuatu yang paling dekat, sejauh apa pun kita melangkah pergi. Sebuah perjalanan‘ziarah’; mengunjungi diri sendiri.