“Hidup ini begitu semrawut, hingga kerap kali aku mengutuknya! Mungkin Kau bosan mendengar hati ini menjerit dan memaki. Mereka bilang Kau mendengar semua keluh kesah umatMu. Benar begitu? Lantas, dari sekian banyak garis hidup manusia yang kau gambar, mengapa harus hidupku yang Kau gores berliku?” ~Langgir Janaka~
“Hidup ini begitu semrawut, hingga kerap kali aku mengutuknya! Mungkin Kau bosan mendengar hati ini menjerit dan memaki. Mereka bilang Kau mendengar semua keluh kesah umatMu. Benar begitu? Lantas, dari sekian banyak garis hidup manusia yang kau gambar, mengapa harus hidupku yang Kau gores berliku?” ~Langgir Janaka~
Semenjak kepergian sang Ayah, Langgir Janaka—seorang gadis remaja kesepian—merasa tidak ada satu hal pun dalam hidupnya berjalan dengan baik. Hari-harinya dipenuhi rutukan bagi nasib buruk. Kalimat “Tuhan tidak adil” seolah menjadi mantra dalam batinnya.
Langgir iri dan ingin kisahnya lebih seperti para sahabatnya; Sekar Tanjung, seorang anak pungut yang dilimpahi kasih keluarga angkatnya. Lintang Kasih yang punya orangtua kaya dan sering bepergian ke luar negeri. Juga Fransisca Inggrid, perempuan cantik yang selalu menemukan kemudahan dalam hidupnya.
Namun, bagaimana jika keinginan itu menjadi nyata? Roh Langgir Janaka merasuk dalam tubuh orang lain. Menjalani hidup sebagai mereka, menelan suka-duka yang bukan miliknya, sedangkan raganya sendiri tersembunyi entah di mana. Kini, Langgir sadar, harga yang harus dibayar untuk keinginan itu terlalu besar.
Rasuk karya Risa Saraswati mengajakmu untuk mengikuti suka-duka hidup Langgir Janaka. Menyadarkan kita akan pentingnya bersyukur dan begitu berbahayanya rasa iri. Penasaran? Yuk, kita ikuti kisahnya!