Tidak ada yang baik-baik saja dengan kehilangan.
Ibu pernah berkata kepadaku, “Kita tak bisa menghalangi apa pun yang akan pergi, walau dengan alasan sangat mencintai.”
Namun, nasihat itu tidak bisa menenangkanku saat mengetahui Ibu tidak lagi ada di rumah. Ia pergi tanpa pamit di sebuah pagi buta, meninggalkan secarik kertas berpesankan untuk jangan mencarinya. Sepi. Tanpa janji untuk kembali dan atau petunjuk ke mana ia pergi.
——————————
Cobaan dalam hidup membuat arah hidup Dhuha tidak menentu.
Panah kompas kehidupan mengarah tak berarah, pria itu bingung menentukan pilihan.
Hingga suatu ketika, Zoya—teman kecil Dhuha—hadir membangkitkan semangat pria itu lagi, meyakinkan bahwa kehidupan akan baik-baik saja bila kita berusaha.
Tepat di saat Dhuha mulai berdiri, Zoya tiba-tiba menghilang… meninggalkan kesunyian yang lebih besar lagi.
Mampukah Dhuha keluar dari Sunyi Paling Riuh kehidupan ini?