Blog

Mengenal Bara, Penulis yang Produktif Menghasilkan Karya

Bernard-Batubara

Bernard-BatubaraSebagai seorang penulis yang giat menulis mulai pertengahan 2007, sosok Bernard Batubara atau yang akrab disapa Bara memang cukup aktif, kreatif, produktif, dan unik. Ya, Bara memang telah “melahirkan” banyak karya, mulai dari puisi, cerpen, hingga novel. Yang membuatnya “berbeda”, hampir seluruh karya Bara dihiasi dengan “permainan” kata yang menyentuh perasaan ketika berbicara cinta.

cintaHal itu pun dapat kamu lihat dari karya terbaru Bara berjudul Cinta. (Bukune, 2013). Novel yang bercerita tentang kisah perselingkuhan ini memang cukup mempermainkan perasaan saat membacanya. Lantas, apa sih alasan Bara membuat karya bertema cinta?

Berdasarkan obrolan santai Bukune via e-mail, menurut cowok kelahiran Pontianak, 24 tahun silam ini, cerita bertema cinta relatif lebih mudah untuk ditulis ketimbang genre lainnya. Tidak hanya itu, menurutnya, cerita bertema cinta memiliki pembaca dari berbagai segmen dan cinta selalu menarik untuk dibicarakan.

Cinta. (baca: cinta dengan titik)
Seperti ditulis sebelumnya, Cinta. mengisahkan tentang perselingkuhan dengan tokoh utamanya adalah seorang perempuan yang terjebak dalam hubungan orang lain dan ia menjadi pihak ketiga.

Ide menulis Cinta. itu sendiri diakui Bara didapat dari curhatan teman perempuannya. Dari penuturan temannya itulah, Bara kemudian tertarik untuk menuliskan kisahnya.

“Di sini, aku mencoba untuk memberi gambaran yang lebih lengkap dan luas tentang sebuah kisah perselingkuhan. Aku menceritakan perselingkuhan dari berbagai sudut: si pelaku perselingkuhan, pihak yang diselingkuhi, dan si selingkuhan itu sendiri. Tujuannya adalah untuk membuat orang-orang tidak buru-buru menghakimi orang lain, melainkan introspeksi dulu dan menyadari kesalahan diri sendiri,” kata cowok kelahiran 9 Juli 1989 ini.

Tantangan menulis Cinta.
Meski merupakan buku kelimanya, saat menulis Cinta. Bara mengaku senang karena telah berhasil menjawab tantangannya sendiri.

“Tantangannya menulis novel yang lebih tebal dari sebelumnya, dan menulis dengan menggunakan tokoh utama seorang perempuan. Keduanya belum pernah kulakukan. Dan telah kulakukan di buku Cinta. ini. Namun, tentu saja masih banyak kekurangan di sana sini, yang akan kuperbaiki dengan menulis karya berikutnya,” ungkapnya.

Kata HatiProses kreatif penulisan Cinta. & segala kesulitannya
“Tak ada yang istimewa dari proses penulisan Cinta.,” kata Bara. Namun, untuk mendapatkan hasil yang maksimal mengenai perselingkuhan, Bara melakukan wawancara terhadap teman-teman sekitarnya yang pernah mengalami perselingkuhan.

“Sesekali juga, aku melempar pertanyaan ke Twitter lewat akunku: @benzbara_. Setelah bahan terkumpul, aku memulai menulis outline, lalu menulis draf pertama. Kira-kira tiga minggu, draf pertamaku selesai. Kemudian aku kirim ke penerbit, lalu masuklah proses penyuntingan,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, selama menulis Cinta. Bara mengaku tidak menemukan kesulitan yang sangat berarti. Menurutnya, kalaupun ada hanya sebatas pada bagaimana ia berpikir layaknya perempuan dan mencari tahu bagaimana perempuan bereaksi terhadap masalah perselingkuhan.

Penulis yang produktif menghasilkan karya
Bara merupakan salah satu penulis yang produktif menghasilkan karya. Terbukti, sudah belasan karya yang ia bukukan selama rentang waktu 2007—2013, tiga di antaranya di Bukune, yaitu Kata Hati, antalogi Cerita Hati, dan Cinta.. Kira-kira, apa ya yang membuat Bara produktif menghasilkan karya?

“Aku percaya bahwa kuantitas akan membawa kepada kualitas. Menulis adalah sebuah keterampilan, dan untuk menjadi terampil kamu harus rajin berlatih. Aku berusaha untuk produktif adalah usahaku untuk mengasah kemampuanku menulis dan membuatku lebih terampil dalam menulis,” katanya.

“Di samping itu, aku merasa di kepalaku banyak sekali hal yang ingin aku tulis. Dan mereka telah menunggu, mengantre, untuk aku tuliskan. Aku juga memiliki target pribadi. Sebelum aku meninggal, aku ingin menulis paling sedikit 40 novel,” ungkapnya menambahkan.

Bara & writer’s block
Sudah sewajarnya jika penulis pernah mengalami writer’s block. Hal itu pun bisa terjadi pada Bara, khususnya saat ia sedang dalam keadaan lelah—baik secara fisik ataupun psikologis.

Jika sudah begitu, apa yang akan Bara lakukan untuk membuat mood-nya dalam menulis tetap terjaga?

“Yang aku lakukan jika mengalami kedua hal itu adalah beristirahat atau mencari hiburan lain selain menulis. Kalau kehabisan ide untuk menulis, biasanya aku membaca buku-buku. Setelah itu, aku akan mendapat ide lagi untuk menulis. Dan aku akan melanjutkan tulisanku,” katanya.

cerita HatiTip dari Bara tentang penulisan
Di akhir perbincangan Bukune bersama Bara, ia memberikan sedikit tip bagi kamu yang ingin menjadi penulis.

“Pertama, yakinkan dirimu bahwa kamu memang mau berjalan di jalan ini. Menulis. Karena, kukatakan dengan tegas kepadamu, ini jalan yang tidak mudah dan sama sekali bukan sesuatu yang bisa diraih dengan instan. Kamu akan kelelahan. Berdarah-darah. Kehabisan tenaga. Tersandung kerikil di sana sini. Tapi, kalau kamu memang telah yakin, maka kamu akan menjalaninya dengan senang hati dan sungguh-sungguh.”

“Kedua, tekun. Menulis bagus tak bisa dilakukan dalam waktu yang sebentar. Semuanya butuh latihan dan proses. Bersabarlah dan terus belajar. Terakhir, jangan pernah menyerah. Kalau orang lain bilang tulisanmu jelek, jangan menyerah dan teruslah menulis hingga tulisanmu bagus. Kalau kamu mudah menyerah, kusarankan kepadamu lebih baik mengganti hobi dengan memelihara ikan atau burung. Jangan menulis,” katanya sambil menutup perbicangan ini.