Keinginan untuk terhibur dan tertawa itu selalu ada. Banyak cara dan jalan yang ditempuh orang untuk mendapatkan keduanya. Salah satunya adalah dengan membaca sesuatu yang berbau komedi, baik berupa novel, memoar, maupun sejenisnya.
Bukuné memiliki genre baru untuk menjadi jembatan bagi dunia perbukuan dan hiburan, yaitu Pelit alias Personal Literature. “Pelit merupakan sumbangan bagi dunia hiburan,” ungkap Raditya Dika, Pemimpin Redaksi Bukuné. Namun, Pelit yang digagas Bukuné, sementara ini hanya berisi topik pembahasan yang mengupas sisi kehidupan pribadi seseorang dalam bentuk komedi, bahkan ada kesan gila.
Misalnya, Supermiring Family dan Muka Marketplace Boy yang baru saja di-launching, Selasa, 25 Maret 2008 di Aula Depdiknas. Pada acara ini menghadirkan, Raditya Dika (Pemimpin Redaksi Bukuné), Nina Moran (Bussiness Director Go Girl!), Benedicta Febiola Wijaya atau Febi (penulis Supermiring Family), dan Wahyu Bangkit atau Aca (penulis Muka Marketplace Boy).
Kehadiran Pelit ini bukan tanpa alasan pada dunia perbukuan. Pelit bisa menjadi sarana pengembangan diri dalam kreatifitas dan bakat tulis menulis generasi muda. “Hadirnya Pelit bisa menjadi pendongkrak daya tulis anak muda,” ungkap Nina Moran. Selain itu, Pelit juga menjadi jawaban trend yang sedang berkembang belakangan ini, seperti munculnya acara-acara reality show di beberapa stasiun televisi. “Dan, Pelit adalah bagian dari tren reality show ini,” begitu tambah Nina.
Memang, bentuk dari karakter Pelit ini laksana impian yang sedang ditunggu oleh penggemar novel genre hiburan. Sebut saja, ketika buku Kambing Jantan diterbitkan. Sambutan pasar terhadap buku ini sangat besar sekali. Sehingga, turunan buku jenis ini menjadi best seller, seperti Cinta Brontosaurus dan Radikus Makankakus.
Kenapa demikian? Mungkin karena keunikannya dan benar-benar menghibur. Atau ada nilai kejujuran sesorang menuangkan seluruh sisi kehidupannya seadanya tanpa dibuat-buat bagus atau baik dalam bentuk tulisan ini, sebagaimana diungkapkan oleh Denis Adiswara, “Jujur terhadap keadaan dan pribadi.”
Sedangkan, kedua penulis mengungkapkan bahwa keluarnya buku mereka diilhami oleh pengalaman sisi kehidupan mereka berdua yang pada mulanya ditulis dalam blog masing-masing.
Di acara yang turut dimeriahkan oleh Fortuner band ini, cukup mengundang antusias para pengunjung. Dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan tentang Pelit ini.