Banyak cerita yang bisa diungkap dari sebuah kehidupan. Walau terkadang, kita sebagai pelaku kehidupan tidak pernah menyadarinya. Namun, lain halnya dengan Baba dan Kimi. Mereka begitu telaten memerhatikan segala hal yang terjadi di sekitarnya.
Bagi Baba, memerhatikan kehidupan di sekitarnya adalah satu hal yang menyenangkan dan mengejutkan. Banyak hal yang dapat ia petik dari tiap kejadian yang berlangsung di hadapannya. Cerita tentang masa kanak-kanak yang indah, cerita tentang manisnya cinta, cerita tentang dukanya kematian, atau cerita tentang sedihnya dikhianati.
Semua itu juga Baba rasakan. Bahkan saat seseorang merasa kehilangan, tiba-tiba saja Baba merasakan sebuah perasaan yang sama. Ia begitu takut kehilangan Kimi, sahabat yang selalu berada di sisinya sepanjang hari, sepanjang hidupnya.
Baba dan Kimi memang selalu saja bersama. Usia mereka tidak jauh berbeda. Meski Kimi lebih muda dari Baba, tapi sosoknya sudah hampir menyamai Baba. Baba tahu benar tentang Kimi. Seperti halnya Baba mengenal mengenal setiap orang yang ada di lingkungan itu, walau tak satupun dari orang-orang itu yang mengenalnya.
Baba dan Kimi saling melengkapi satu sama lain, seperti halnya Mira dan Innaya atau Mbak Sur dengan Neng Omah. Meskipun begitu, Baba dan Kimi memiliki pemikiran yang berbeda. Human-wannabe adalah impian paling tinggi dari Baba. Sedangkan Kimi, menyadari sepenuhnya bahwa mereka tidak bisa menjadi seperti manusia walau mereka juga mampu merasakan apa yang manusia rasakan.
Ini adalah cerita tentang dua buah pohon bernama Baba dan Kimi. Merekalah saksi bisu alur kehidupan di sebuah lapangan di pemukiman warga. Mereka hanyalah pohon, tapi mereka memiliki pemikiran dan perasaan yang sangat peka. Sayangnya, lagi-lagi mereka hanyalah pohon. Sampai kapanpun, orang-orang itu akan tetap menganggapnya pohon. Tumbuhan yang tidak bisa berbicara, merasakan, ataupun berpikir.
Dengan penuturan yang cukup nyentil, Maradilla Syachridar mencoba mengungkapkan segala kejadian yang biasa terjadi dalam kehidupan melalui sudut pandang sebatang pohon. Novel Ketika Daun Berbicara terbitan Bukuné ini bukanlah novel tentang kisah cinta atau persahabatan semata. Namun lebih kepada cerita tentang kehidupan yang dilihat dari sudut pandang mahluk ciptaan Tuhan yang lain. Cerita tentang sebatang pohon yang mengungkapkan pandangannya tentang kejadian-kejadian di sekitarnya.