Cinta itu penuh warna. Saat sedang merekah, semburat merah akan mendominasi. Namun di kala sedih, kelabu atau hitam mungkin menjadi warna yang mewakili perasaan cinta kita terhadap seseorang.
Hal inilah yang juga dialami oleh Wengi. Sejak kedua orangtuanya meninggal dunia karena kecelakaan, Wengi hanya mengenal hitam sebagai warna hidupnya. Wengi yang dulu dikenal ceria, penuh semangat, dan suka tersenyum kini seolah tenggelam dalam kekosongan.
Sepeninggal orangtuanya, Wengi tak lagi memiliki keluarga. Hanya Aska dan keluarganyalah yang kini kerabat terdekat Wengi. Ya, Aska adalah sahabat sekaligus tetangga Wengi sedari kecil. Bagi Wengi, Aska adalah nyala yang membuat ‘malam’ terang.
Sayangnya, belakangan Aska kian menjauh dari Wengi. Aska lebih memilih Sadina, karena kekasihnya itu tidak menyukai keberadaan Wengi yang terlalu dekat dengan Aska. Kini, Wengi merasa sendiri lagi. Hingga suatu saat takdir mempertemukannya dengan Toska, lelaki yang memberi warna berbeda dalam hidupnya.
Toska menyadarkan Wengi tentang bagaimana ia harus memaknai apa yang telah dimiliki saat ini. Toska juga yang memberi harapan, seperti terang hijau daun bersemi. Namun, Toska juga yang ternyata membuat kegelapan kembali menyelimuti hari-hari Wengi selanjutnya.
Wengi dan kehilangan. Wengi dan malam. Akankah semua menjadi gelap lagi, sementara masih banyak warna yang ingin ia rasakan?
*****
Warna Rindu merupakan sebuah novel karya Adeliany Azfar yang akan mengajakmu ke dalam sebuah kisah cinta penuh kegetiran. Kehilangan menjadi sumber segala perubahan yang terjadi pada seseorang. Merenggut segala warna yang seharusnya dapat ia rasakan.
Novel terbitan Bukuné ini juga menyajikan sebuah cerita tentang kesetiaan yang tulus, serta pengorbanan yang cukup besar atas nama cinta. Menghanyutkan, menyentuh perasaan, penuh kegetiran, dan cukup mempermainkan emosi.
Selamat membaca!