Kegiatan melamun sambil menulis lagu di pinggir sungai ternyata mengungkap sebuah kejadian ganjil buat Djabrik. Nuansa, sahabat yang dirindunya, muncul tiba-tiba dari rumpun bambu. Ia membawa pesan peringatan bahwa makhluk-makhluk dari alam gaib akan terlepas dari kurungan dan membawa malapetaka bagi desa.
Suatu malam, saat Djabrik manggung, kerumunan penonton joget gila-gilaan dengan tawa kesetanan membuyar. Mata mereka putih, pupil hitamnya tersembunyi di balik rongga mata. Auman-auman macan serta lolongan hewan merobek atmosfer malam. Kesurupan massal terjadi di depan Djabrik.
Djabrik menengok ke pohon di dekat panggung. Di sana ada sepasang sepasang mata pipih bercahaya dengan taring panjang melayang. Djabrik nggeblak.
Peringatan Nuansa menjadi kenyataan.
Celakanya, itu semua baru permulaan.