Kamu sudah membaca buku Marmut Merah Jambu yang ditulis oleh Raditya Dika? Nah, kamu bisa menikmati filmnya yang sebentar lagi akan tayang di bioskop seluruh Indonesia. Penasaran dengan cerita di balik proses pembuatan filmnya? Simak hasil obrolan Kune dengan Raditya Dika, yuk!
Kamu sudah membaca buku Marmut Merah Jambu yang ditulis oleh Raditya Dika? Nah, kamu bisa menikmati filmnya yang sebentar lagi akan tayang di bioskop seluruh Indonesia. Penasaran dengan cerita di balik proses pembuatan filmnya? Simak hasil obrolan Kune dengan Raditya Dika, yuk!
Buku Marmut Merah Jambu adalah kumpulan cerita cinta Raditya Dika yang kini diangkat ke layar lebar. Sang penulis, Raditya Dika, menceritakan tentang proses kreatif pembuatan film ini, “Jadi sebelum membuat skenario, buku dibaca dan disarikan untuk diadaptasi menjadi film. Nah, dari kumpulan cerita itu hanya dipilih 3 bab yaitu bab Orang yang Jatuh Cinta Diam-Diam, Misteri Surat Cinta Ketua OSIS, dan Ina Mangunkusumo.”
Selain jumlah cerita yang diambil, ternyata ada banyak perbedaan lagi ketika mengadaptasi dari buku ke film. Antara lain jumlah karakter yang berperan menjadi lebih banyak, jalan cerita dibuat lebih utuh, dan juga menggunakan plot paralel.
“Gue kalau bikin film dari buku, nggak melulu plek-plekan sama sih. Kadang-kadang malah jauh berbeda dari bukunya sama sekali. Yang diambil hanya filosofi buku dan judulnya aja,” ujar pria yang akrab disapa Dika ini.
Kadang perbedaan cerita antara buku dan film, kerap membuat penonton bertanya-tanya dan tentu tidak sedikit yang kecewa. Dika pun menanggapi, “Ya memang pasti beda. Semua film yang diadaptasi dari buku, tidak akan ada yang sama. Mulai dari Harry Potter, Lord of the Rings, sampai Laskar Pelangi, nggak pernah ada film yang penonton masuk ke bioskop dan bilang ‘yah sama ya…’ Nggak ada. Bukan bosan karena sama dengan bukunya, tapi memang mediumnya beda. Satu tulisan dan satu gambar itu pasti beda.”
Ada beberapa aktor dan aktris terkenal yang ikut mengambil peran dalam film Marmut Merah Jambu. Nama besar seperti Tio Pakusadewo dan Jajang C Noer menjadi pemeran pembantu di film ini. Untuk casting pemain, Dika awalnya mengajukan beberapa nama. Dari daftar nama tersebut, ada yang disetujui oleh produser, dan ada pula yang melalui proses casting/audisi.
Selama ini, Dika selalu menjadi penulis skenario dalam pembuatan film-filmnya yang terdahulu. Kecuali dalam serial Malam Minggu Miko, ia mencoba menjadi sutradara. Kini di film Marmut Merah Jambu, ia didapuk untuk menjadi sutradara, penulis, sekaligus pemain utama. Lalu bagaimana sih rasanya pertama kali menjadi sutradara layar lebar?
“Rasanya lebih mudah, karena tim-nya lebih komplit. Dibanding timnya serial Malam Minggu Miko, ini timnya jauh lebih komplit, jauh lebih gemuk organisasinya, tiap departemen punya asisten sendiri. Beda kayak series. Jadi sebenarnya malah jauh lebih mudah dibandingkan bikin serial. Lebih excited ya, karena ini debut layar lebar pertama,” jawab pria penyuka kucing ini.
Sebagai sutradara, ia menemui pengalaman seru dan tentu tidak luput dari kendala di lokasi. Ia mengatakan, “Anak-anak yang main seru, mulai Sonya, Christian, Julian Liberty, Christoffer Nelwan, semuanya seru. Kita sebagai sutradara dan penulis harus bisa improvisasi di lapangan ketika banyak kendala kayak hujan kemarin. Kendalanya hujan, jadwal pemain, itu yang membuat gue harus merombak naskah di lapangan.”
Dari berbagai pengalaman serunya tersebut, Dika berharap bahwa Marmut Merah Jambu bisa menghibur dan penonton dapat menangkap pesan dari filmnya. Tidak lupa Dika menambahkan, “Nontonnya jangan sendirian, nanti diketawain sama mbak-mbak bioskop. Hahaha…”
So, penasaran bagaimana seorang Raditya Dika menjadi sutradara? Tunggu film Marmut Merah Jambu yang mulai tayang tanggal 8 Mei 2014 di bioskop.
Penasaran dengan cerita cinta ala Raditya Dika? Kumpulan pengalaman percintaannya dapat kamu nikmati dalam buku Marmut Merah Jambu ini. Selain tertawa, kamu juga bisa memaknai cinta di setiap ceritanya.