Blog

Pekan Produk Kreatif Indonesia 2009

Kamis, 25 Juni 2009, event akbar yang mengusung tema ekonomi kreatif baru saja digelar. Inilah awal dimulainya Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2009 yang resmi dibuka hari ini (26 Juni) oleh Bapak Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Ada 8 jenis bidang yang dipamerkan dalam konvensi. Antara lain: penerbitan dan percetakan, desain, animasi, musik, film, piranti lunak, e-Commerce produk tangible, dan e-Commerce produk intangible. Konvensi ini diikuti ratusan stan yang mewakili produk-produk kreatif di Indonesia.

Kelompok Agromedia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di ranah industri kreatif turut berpartisipasi membuka stan (nomor 34) di area publishing and printing, Jakarta Convention Center. Ini adalah partisipasi Kelompok Agromedia pertama kali dalam memamerkan produk-produk hasil kreativitas anak bangsa dari berbagai jenis kategori dan penerbit. Sekadar catatan, hingga saat ini Kelompok Agromedia memayungi 13 penerbitan, 4 distributor buku, dan beberapa imprin yang mulai tumbuh.

Dalam PPKI 2009 ini, ada aneka kegiatan yang digelar, antara lain lokakarya, dialog pemda, klinik konsultasi, anjungan pendidikan, anjungan pembiayaan, forum masyarakat batik Indonesia, HKI Mart, Art Talk, dan ditutup dengan sidang pleno.

Di hari pertama (25/08), digelar seminar bertema “Sinergi Warisan Budaya dan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Kreativitas Bangsa”. Seminar yang cukup dipadati oleh pelaku industri kreatif menghadirkan Menteri Perdagangan RI, Mari Elka Pangestu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI, Jero Wacik, dan pakar ekonomi kreatif, John Hartley sebagai pembicara, dengan moderator Jaya Suprana.

Pada seminar itu, Mari Elka Pangestu, mengatakan ada peningkatan wacana di wilayah ekonomi kreatif di Indonesia dan pentingnya ekonomi kreatif untuk mengangkat nation branding, terutama dalam Trade, Tourism, and Invesment.

Sementara itu menurut Jero Wacik, subsektor film cukup menjanjikan bila dilihat dari produksinya yang meningkat secara signifikan dari tahun 2007 sebanyak 53 film menjadi 87 film nasional.

Hartley dalam presentasinya mengenai Higher Education and Creative Economy, menjelaskan bahwa pendidikan berperan penting dan dapat menjadi bagian dari infrastruktur pengembangan ekonomi kreatif Indonesia tanpa meninggalkan jati diri sebagai akar budaya bangsa Indonesia.

Bersamaan dengan seminar ini, diselenggarakan juga dialog bersama Duta Besar Indoneisa dari negara sahabat yaitu Belgia, Spanyol, Republik Ceko dan Argentina, serta Konjen Indonesia di Amerika Serikat mengenai perkembangan, peluang dan profil industri animasi, penerbitan, dan percetakan, desain, film, musik, dan software di pasar Asia, Eropa, Amerika, dan Australia.

Melalui dialog bersama dubes ini, masyarakat dapat mengetahui perkembangan dan peluang industri kreatif di negara sahabat, serta dapat membuat jaringan kreatif di negara lain.

Acara yang memamerkan produk kreatif anak bangsa ini berlangsung hingga Minggu, 28 Juni 2009.  Silakan luangkan waktu untuk mampir di stan Kelompok Agromedia, di event akbar tahunan ini.  Jangan lewatkan!