Lontang-lantung

Penulis: Roy Saputra
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: 252 hlm
Penerbit: Bukuné
ISBN: 602-220-110-1

Rp45.000

SKU: 602-220-110-1 Category:

“Ri, namaku tak ada di sini,” kata Togar menggaruk-garuk kepalanya. Nama Togar jelas nggak ada. Dia kan nggak pernah masukin lamaran.
Gue mendekat ke arah Togar dan sedikit berbisik, “Coba lo liat, di situ ada yang nama Batak tapi masih kosong, nggak? Lo tanda tangan di situ aja. Ngaku-ngaku jadi dia.”
“Kenapa pula mesti nama Batak?”
“Gini, ya, Gar. Badan gede, muka kotak, dan logat Batak gitu, masa iya nama lo Paijo?”
“Ah, pintar juga kau. Tak percuma Mamak kau sekolah kan kau tinggi-tinggi!” Togar semangat mencari nama Batak yang kosong, “Eh, Ri. Ketemu, nih!”
“Siapa?”
“Rani Pangabean!”
“Yang cowok, Gar. Yang cowok.” Gue menunduk malas.
“Ah, iya. Benar juga kau!”
Togar menelusuri lagi daftar dan berhasil menemukan nama yang sepertinya pantas untuknya. Yohan Sitompul.
“Silakan tanda tangan di sini, Pak Yohan.” Mbak penjaga menunjuk kolom yang kosong.
“Ah, iya. Yohan, Yohan. Memang aku itu Yohan. Yohan Sitompul. Terima kasih banyak, Mbak. Salam hangat dari saya; Yohan Sitompul.” Togar yang grogi, mengulang-ngulang nama Yohan, membuatnya terlihat sangat kikuk dan aneh.

****

Cari kerja zaman sekarang emang nggak gampang, banyak orang rela melakukan apa sana. Itu juga yang dialami Ari Budiman, seorang sarjana pengangguran yang tak henti berjuang mencari pekerjaan demi sesuap nasi, tempe, ayam, dan tahu. Berhasilkah dia?

*… tolong ya, dibantu ya. bim salabim, kerja apa? prok prok prok.*