Kadang, cinta seperti bunga liar. Tumbuh tanpa diduga, di tempat yang tidak seharusnya, dan terus kembali tak peduli berapa kali pun kau singkirkan. Namun, sulit untuk dimungkiri, sesekali keindahannya membuat kau berpikir; apa aku benar-benar ingin memangkasnya?
Itu juga yang dirasakan Diandra. Hatinya yang sengaja ia tutup diketuk oleh orang yang tak disangka—Mario, kakak kelas yang paling menyebalkan. Perlahan rasa itu menyelinap, mengisi ruang kosong di hatinya. Haruskah ia menyerah lalu membiarkan putih masuk saat ia telanjur nyaman dengan hitam?
Satu hal yang Diandra tahu, ia harus pastikan bahwa ini benar-benar cinta.