Aluna Nuansa Senja meninggalkan buku kesayangannya di sebuah kedai kopi yang tak sengaja ia temukan di hari pertamanya di Inggris, The Bern. Setelah memohon pada barista kedai kopi itu untuk memberikan bukunya malam itu juga, Aluna malah meninggalkan ponselnya di salah satu meja The Bern Bar, tempat ia mengambil bukunya. Keteledoran itu mempertemukannya pada Makaio Adhyaksa, seorang yang ia ketahui adalah barista di The Bern. Selain menjadi barista, ia juga sering melakukan penampilan live music di The Bern Bar yang terletak di lantai atas kedai kopi itu.
Tujuan utama Aluna datang ke Inggris sebenarnya adalah untuk melanjutkan studi S2 di jurusan Creative Writing, University of Leeds, demi mewujudkan mimpinya untuk menjadi penulis yang hebat. Namun, sebenarnya ia juga punya alasan lain. Kesempatan untuk studi lanjut ke Inggris ini ia gunakan untuk kabur sebentar dari kehidupan percintaannya yang menyedihkan.
Namun, ia justru dekat dengan Makaio, laki-laki itu malah menyuruh Aluna berhenti menulis karena tahu bahwa tak satupun tulisan perempuan itu yang berhasil tembus di meja penerbit. Baginya, impian Aluna hanya angin lalu dan tak lebih penting dari impiannya sendiri. Karena toxic relationship itu, Aluna bertekad, ia tidak boleh jatuh cinta di Inggris—setidaknya sampai lukanya benar-benar sembuh dan ia menemukan bagian dari dirinya yang hilang. Baru setelah itu ia siap memulai kembali dengan orang yang baru.