THE EXTRA NEWS!! Tepat pada tanggal 28 Agustus 2018, SMA Amerta yang didirikan pada tahun 1980 telah resmi ditutup. Sekolah ini ditutup dikarenakan tragedi 08/08/2018, yang menyebabkan tewasnya seluruh siswa saat pesta kenaikan kelas. Jasad mereka ditemukan di beberapa tempat yang berbeda, 24 jam setelah para orang tua murid melapor terkait putra/putri mereka yang belum kunjung pulang setelah 1 hari berlalu pada pihak kepolisian. Jasad para korban ditemukan tanpa luka atau memar di sekujur tubuhnya. Polisi juga tak menemukan sidik jari dan bukti-bukti lainnya di tubuh para korban dan itu akan menyulitkan untuk melakukan penyelidikan selanjutnya. Saat ini, polisi menetapkan 7 siswa sebagai terduga pelaku. Alasan mereka dicurigai adalah karena hanya mereka yang ditemukan selamat dalam tragedi ini. Mereka juga melarikan diri, begitu polisi sampai di lokasi. Keberadaan ke-7nya kini tengah dicari ke seluruh penjuru kota. 7 siswa yang terduga sebagai pelaku: Mahatma Rakaswara, 17 tahun. Masuk kelas akselerasi, sering memenangkan perlombaan-perlombaan asah otak. Rigen Gandira, 16 tahun. Ketua paduan suara. Berkat suaranya pula, dia dikenal oleh hampir semua warga sekolah. Zico Elrico, 16 tahun. Murid kesayangan Ibu kantin. Helga Chandrawira, 16 tahun. Sering tidur di kelas, sering bolos, terlihat tak pernah serius dalam belajar, tak pernah mengumpulkan PR, tapi selalu mendapat nilai sempurna. Audric Giovani, 16 tahun. Acuh akan nilai yang didapat. Audric benar-benar menggemari renang dan hanya itu yang ada di pikirannya. Elang Batara, 15 tahun. Salah satu siswa penerima beasiswa. Beryl Ishihara, 14 tahun. Masuk kelas akselerasi, tapi tak pintar. Bukan siswa populer, bukan selalu siswa yang selalu ditindas. Dia hanya siswa biasa.
Tragedi 8/8/2018
Penulis: Hazzahrra
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: 344 hlm
Penerbit: Bukuné
ISBN: 978-602-220-456-5
Harga: Rp99.000,-
Rp99.000